Caraku memandang Indonesia

Taufik Abu fatih Reply 12:26 AM


Ku mulai sebuah tulisan ini dengan membaca Basmallah..

Sungguh sebuah kepahitan, bahwa Negeri ini sudah sangat rapuh dengan orang-orang tua mereka. Yang berbuat sesuai pemikiran mereka. Suatu kesalahankah jika aku memahami Negeri ini dari sudut kebohongan dan kebobrokannya. Aku melihat terlalu banyak kesakitan dimana mana. Tapi aku masih akan terus bersyukur kepada Sang pencipta, karena masih memberi begitu banyak kebaikan kepada hamba-NYA yang kotor ini.


Begitu banyak kebohongan, hingga berfikir bahwa kebohongan adalah kebenaran yang hakiki. Semua dilakukan atas dasar Kemanusiaan, Cinta dan Politik. yang dominan sepertinya atas dasar "Kepentingan Suatu Golongan".
Saat aku melihat acara di telivisi sekarang, maka aku berfikir ada begitu banyak kesenangan di luar sana, mereka berhuru hara menikmati hidup mereka yang gelamor, di kala di setiap ujung jalan banyak pengemis yang hidup dari uang receh Rp 500 dari Traveller . di kala orang orang tua mengucurkan keringat darah karena lelah bekerja.
Saat aku melihat Spanduk Kampanye, maka aku melihat begitu banyak orang baik di dunia ini, dikala kelaparan dan kebodohan masih menjalar ke ujung padangan. dikala kapatalisme menjalar hingga keubun - ubun, dikala Kekayaan bumi pertiwi diambil oleh para elitis.
Saat aku melihat beragam kelompok masyarakat, maka aku melihat begitu banyak kegembiraan, disaat kita lebih membanggakan gaya western dan korean, sedang budaya negeri mulai ditinggalkan, menebar aurat sudah biasa, Pacaran menjadi tren, Hedonisme menjadi tradisi. Di satu sisi para elit berpesta dengan kaum elit mereka di Bar dan Cafe, sedang si Miskin berpesta Miras di acara - acara kampung mereka.
Saat aku melihat Agama ku sendiri, maka aku melihat begitu tenang umat ini, disaat salah satu tubuh kita, penduduk Palestina di tembaki, diusir dari tanah air mereka, dimana masjid Al Aqsha berdiri, disaat Para Pembela agama ini di dzalimi karena terlalu berafiliasi keagam ini. Di saat Umat ini dianggap dalang dari kerisuhan dan biang kerok pemberontakan dunia, agama dianggap sudah tidak relevan lagi dengan keadaan sekarang.
Saat aku melihat begitu banyak Bencana dan cobaan di Negeri tercinta ini, maka aku berfikir, Tuhan sedang Memberi Cobaan atau Azab dari setiap kelakuan - kelakuan kami, di saat kita sibuk dengan dunia kita masing-masing, di sana, di tempat pengungsian, ada ratusan ribu keluarga yang kelaparan, ketakutan dan butuh banyak perhatian kita.

Masih banyak sungguh yang ingin aku bahas, tapi tak mungkin cukup bila aku paparkan disini. Bahwa yang dibutuhkan rakyat Alit sekarang adalah kesejahteraan hidup, maka dari itu Doakanlah Umat ini, Kita Doakan Bangsa ini dan Agama ini, Doakan agar Mereka mampu memberi kesejahteraan kepada seluruh Umat, dan Kesatuan Umat akan tercapai.

Related Posts

Pemuda 6028753939980778483

Post a Comment

Satu kata sungguh berarti

Search

Follow us

Popular Posts