Pesan Bang Napi
Salam..
Kemarin sore, tepatnya pukul 17.50 wib, teman saya dan saya masih berada di kosan teman satu fakultas kami. Kosan beliau berada suatu perumahan pejabat di kota ini. Kami sedang menunggu Dia yang sedang mengambil dan mengantarkan peralatan daki yang ia pinjamkan ke salah seorang wanita sambil berbincang atau bercerita mengenai target lulus dan masalah yanf sedang dihadapi. Teman kami itu, Sebut saja menjadi penjembatan antara peminjam dan yg butuh pinjaman. Jujur saya bangga dengan aktivitas beliau.
Beberapa menit kemudian, datanglah orang yang kami tunggu setelah terdengar suara motorny yang cukup unik.
'assalamu'alaikum' ucapnya
"wa'alaikumsalam" jawab kami kompak.
Setelah melepas sendal dan masuk ke kosan, ia bergegas menuju kamarnya seperti membawa tas jinjing mini yang terbuat dari kertas berwarna buram, yang bertuliskan salah satu merk usaha. Saya langsung berfikir itu mungkin oleh2 dari teman wanitanya tadi.
Tapi karena saya merasa semakin hari semakin terlihat mengerikan, hubungan laki - laki dan wanita yang sudah dewasa (meski dalam tahapan masih wajar, komunikasi intens, saling bantu dll) saya sebagai seorang sahabat, merasa harus memperingatkan teman saya itu agar tidak terjerumus kedalam mendekati zina.
Saya berfikir sebentar, dan muncullah ide itu.
"mas, gimana? Di kasih oleh2 gak dari si Dia yang baru pulang daki?" Tanya saya dengan nada pura-pura tidak tahu.
" hhee, kamu pura2 tidak tahu saja, bukannya tadi kamu lihat saya bawa oleh2 ke kamar." jawab dia agak canggung.
Sengaja saya pancing, memang mau menyindir.
"aii, boleh lah kakak kita ini" tawa kami berdua.
" hati2 be sobat, saya cuma memberi nasehat, jangan sampai terjebak dengan yang aneh2, hee" ucap saya
"idak oo, kami cuma berteman saja, tidak lebih, dia memberikan saya oleh2, karena saya sudah bantu dia untuk mencarikan alat daki kemarin. Dia juga buat tulisan untuk yang sedang Skripsian, dia foto dan kirim ke aku. Katanya itu untuk semua orang yang lagi skripsi, hhee" bela dirinya
"iya, tak masalah kawan, sayakan cuma bilang hati2" jawab diriku dengan santai.
"engkaulah yang tau apa yang terjadi antara dirimu dan dia, hati2 jangan sampai terjerumus ke mendekati zina, seperti kawan saya yang lain". Saya menambahkan
Di akhir percakapan tadi, saya dan teman saya yang tadi langsung membereskan tas kami dan siap pulang, meski mendekati adzan maghrib, tapi saya tetap ngotot minta di anter pulang ke kosan saya, karena sudah berjanji untuk pulang cepat, karena saya yanh membawa kunci kosan.
Sebelum berangkat, saya masih berpesan kepada sobat saya tadi.
"ingat pesan Bang Napi kawan, Kejahatan/ keburukan itu terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi bisa jadi karena ada kesempatan, waspadalah, waspadalah, karena syaiton terus berusaha menjerumuskan kita dengan cara apapun"
Setelah itu, kami langsung pulang sambil melanjutkan cerita kami tadi mengenai kendala lulus kuliah
Post a Comment
Satu kata sungguh berarti