Ketika Parit Khandaq menyaksikan
Blogskacang - Hari itu di kota madinah, para musliminin baik dari kaum muhajirin maupun Anshar sedang sibuk - sibuknya menggali Parit . Sebagai pesiapan menghadapi perang Ahzab.Sebagaimana diceritakan oleh sahabat Rasulullah SAW, Jabir Ibn 'Abdillah ra. Sungguh penggalian yang sangat berat dilakukan oleh para sahabat, karena bukan hanya karena jalur penggalian yang kadang kala menemui bongkahan batu besar, tetapi juga perihal jatah makan untuk setiap penggali yang hanya 1 buah kurma dan gendum yang dsiram minyak panas. kata Jabir, jatah makan gendum yang kami dapatkan adalah ketika kami membasuh tangan kami, lalu kami genggam gendum tersebut ditangan kami, sehingga sisa gendum yang melekat ditangan kami itulah jatah makan kami dalam sehari.
Memang sungguh tak terbayangkan, bagaimana hematnya mereka pada waktu itu, karena pengepungan Kaum Qurais yang cukup lama akan terjadi disana. Ketika dalam penggalian sahabat sungguh malu saat mereka menemukan batu yang keras, maka Rasulullah yang turun tangan langusng untuk menghancurkannya, sambil menghantam batu besar itu dengan beliungnya, Rasulullah berucap "ALLAHU AKBAR", sambil beliau kabarkan bahwa nanti Kaum Muslimin akan mengusai kota Syam, yaman dan persia.
Para sahabat yang mendengarnya sungguh terpukau dan bertambah semangat lagi, sambil sedikit merasa tergidik. Hal yang sungguh membuat para sahabat sedih saat Rasul sembari menghantam batu yang keras, terlihat oleh para sahabat betapa kuatnya Beliau menahan lapar, dengan mengikatkan batu dipinggang beliau, jikalau salah seornag sahabat yang melakukannya tentulah mereka tidak akan sanggup.
Jabir merasa iba dengan beliau, lalu jabir pulang kerumahnya, tiba dirumahnya Dia memanggil Istrinya "Hai Istriku, apakah masih ada yang kita miliki? Demi ALLAH, hamba tak sanggup melihat Rasulullah menahan laparnya".
"Hanya ada anak kambing jantan " Ujar istrinya, "dan segenggam gendum kasar persediaan kita"
"keluarkanlah semua, aku akan menyembelih dan menguliti kambing itu, kau buatkanlah roti untuk beliau"
Ketika makanan sudah selesai dimasak, Jabir bergegas menuju ketempat penggalian secara diam - diam, dihampirinya Rasulullah. "Ya Rasululllah" bisiknya, "ada sekedar roti dan sedikit daging dirumah kami, sudikah kiranya Rasul berkunjung kerumah kami"
Mendengar itu seketika Rasulullah tersenyum dan memanggil seseorang yang diperintahkan untuk menghabarkan untuk datang kerumah jabir.
Betapa gugupnya jabir, "aduhai celaka" gumamnya "aku hanya meminta beliau untuk bersantap, tetapi beliau mengajak kaum muhajirin dan anshar" mendengar hal itu, rasulullah hanya tersenyum dan memegang pundak jabir dan mengamit lengannya. Jabir hanya bisa bergumam.
"Inilah Rasul kita, Nabi Muhammad SAW"
sesampai dirumah jabir, Rasulullah mencegah Jabir untuk membuka penutup hidangan tersebut serta meminta sepasang suami istri yang bingung dan khawatir tersebut untuk sedikit menyingkir di dekat makanan. sejenak Rasulullah berdoa, meminta keberkahan atas makanan tersebut.
lalu Rasulullah memanggil Para sahabat, "silahkan masuk dan jangan berdesak - desakan", kemudian masuklah satu persatu sahabat Rasulullah yang ikut dalam penggalian tadi. Sungguh pemadngan yang indah sekali, Rasulullahlah yang memberikan setiap sahabat roti dan kuah daging diatasnya satu persatu, sedangkan pada waktu itu jumlah kaum muhajirin dan anshar mencapai 3000 orang, tetapi beliau menuangkan hidangannya satu persatu, sambil dipandangnya dengan teduh seluruh sahabat yang hadir.
Setelah menuangkan hidangan untuk Jabir dan istrinya, barulah Rasulullah menuangkan makanan untuk dirinya. Lalu Rasul bersyukur kepada ALLAH dan berterima kasih atas hidangan jabir dan istrinya. semua sahabat merasa kenyang dan tidak ada yang tak kebagian.
"Demi ALLAH, makanan itu masih tersisa saat beliau terakhir menuangkannya" Sungguh mukjizat seorang rasul yang tak dapat kita bayangkan. Sebuah Ikatan ukhuwah yang begitu kuat, sama - sama merasakan kepahitan maupun kenikmatan. itulah sosok Rasulullah SAW, sang Penghulu para Nabi. Kepribadiannya sungguh mulia, akhlaknya begitu mempersona.
"Inilah Rasul Kita, Nabi Muhammad SAW"
Mari kita bershalawat kepada beliau,
Sedikit banyak terinspirasi dari tulisan Ust. Salim Afillah dalam www.salimafillah.com (Lebih dari mukjizat)
Post a Comment
Satu kata sungguh berarti